AKTOR INTELEKTUAL
Dimuat di WISATA BAHASA, Pikiran Rakyat, Januari 2019.
Maraknya kasus-kasus juga aksi-aksi yang terjadi di negeri ini menjadikan kita
seringkali mendengar istilah “Aktor Intelektual” yang merujuk pada seseorang atau tokoh
yang berada di belakang itu semua. Bila mencari tahu apa maknanya, kita akan digiring
untuk memahami bahwa “Aktor Intelektual” adalah : Otak berbagai tindakan yang
menyimpang (seperti kerusuhan, pembakaran, pembunuhan), demikian menurut KBBI
Online.
Mengacu pada penjelasan di atas, tentu maknanya terbatas pada hal-hal yang
negatif saja. Dalam artian, istilah “Aktor Intelektual” tidak akan digunakan sebagai
penyebutan terhadap sosok di balik aksi-aksi yang sifatnya positif. Sebut saja seperti aksi-
aksi sosial, dan lain sebagainya.
Mari perhatikan bagaimana dua kata tersebut bertransformasi menjadi sebuah frasa
yang akhirnya jadi sebuah istilah. Kata “Aktor” menurut KBBI adalah: n pria yang
berperan sebagai pelaku dalam pementasan cerita, drama, dan sebagainya di panggung,
radio, televisi, atau film. Dalam pada itu, aktor lebih spesifik dimaknai sebagai seorang
laki-laki. Karenanya, bila ada istilah “Aktor Intelektual”, tentunya, mengundang istilah lain
sebagai penjelas siapa yang menjadi subjek, laki-laki atau perempuan? Bila perempuan,
kenapa tidak pernah terdengar istilah “Aktris Intelektual?” Pertanyaan lain yang juga
muncul, adalah ihwal “Aktor” yang ber-akting di depan. Hal ini berseberangan dengan
makna “Aktor Intelektual” yang meyakini bahwa ia adalah tokoh yang berada di belakang
sebuah kejadian. Bukankah yang berada di belakang adalah “Sutradara?” Atau kerapkali
juga kita dapati untuk istilah yang hampir sama, orang-orang mengunakan kata “Dalang”
yang justru malah menambah kesalahan dalam berbahasa.
Lebih lanjut, coba kita pahami apa yang menjadi makna dari kata “Intelektual”.
Menurut KBBI, “Intelektual” yakni: a cerdas, berakal, dan berpikiran jernih berdasarkan
ilmu pengetahuan. Kembali pada istilah “Aktor Intelektual” yang bermakna negatif, rasa-
rasanya hal itu bertentangan dengan makna “intelektual” yang disebutkan oleh KBBI
bahwa orang-orang intelek adalah ia yang selalu berpikir jernih. Pertanyaannya, bagaimana
mungkin orang-orang yang cerdas dengan ilmu pengetahuan yang dimilikinya bisa menjadi
sumber atau otak sebuah kerusuhan, atau hal-hal negatif lainnya? Belum lagi, dalam
sebuah teori kritik sastra, dahulu, kaum intelek disebut-sebut sebagai orang-orang yang
pintar dikarenakan menempuh jalur pendidikan. Pada kenyataannya, dalam beberapa
kasus, tokoh-tokoh yang disebut sebagai aktor intelektual, tidak juga menyandang gelar
akademik.
Demikianlah, penggunaan istilah “Aktor Intelektual” untuk situasi tertentu dirasa
kurang pas. Namun sebagai pengguna bahasa, kita juga tak boleh menutup mata, bahwa
faktanya banyak juga orang-orang berpendidikan dinyatakan sebagai orang yang ikut serta
mengacaukan negeri yang kita cintai ini. Dalam pada itu, mungkin benarlah istilah “Aktor
Intelektual” itu digunakan.
Komentar
Posting Komentar